Kadangkala, kita mendengar ada beberapa kalangan yang mempersoalkan data yang dikeluarkan oleh pihak lain. Sebagai contoh adalah:setiap muncul data kemiskinan seringkali menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mempercayai, namun banyak juga yang menyangkal. Perbedaan tersebut berkaitan dengan cara pandang (perspektif) pengguna data tersebut dalam melihatnya.
Perlu diketahui bersama, bahwa ada beberapa konsep yang bisa dipakai dalam menentukan batasan kemiskinan. Ada yang dilihat berdasarkan pendapatan perkapita, ada yang dilihat berdasarkan konsumsi perkapita, atau bahkan bisa dilihat berdasarkan aset-aset yang dimiliki.
Dalam menyikapi masalah data kemiskinan yang ada di Indonesia, maka wajib bagi para pengguna data untuk memahami konsep apa yang dipakai sebagai dasar dalam menentukan kemiskinan. Sehingga kerangka pikir tentang data kemiskinan bisa seragam.
Setelah kerangka berpikir sudah seragam antara pembuat data dengan pengguna data, maka segala respon yang berkaitan dengan data tersebut bisa disandingkan secara bijak dan terukur.
Wassalam.
Tolitoli, 18 Nopember 2009.
Translated:
Occasionally, we hear there are some quarters who questioned the data released by the other party. An example is: each of poverty data appears often raises the pros and cons. There is a trust, but many are also denied. The differences are related to the viewpoint (perspective), user data is in view.
Please note together, that there are some concepts that can be used in determining the limits of poverty. There are views based on income per capita, there are views based on per capita consumption, or even can be viewed on the basis of the assets owned.
In addressing the problem of poverty data that exist in Indonesia, it is mandatory for users of data to understand the concept of what is used as the basis for determining poverty. So the conceptual framework of poverty data be uniform.
Once the framework is uniform between the maker of data with user data, then all responses related to the data can be juxtaposed in a wise and measured.
Regards.
Tolitoli, 18 November 2009.
Posting Komentar