Proyeksi Penduduk dengan Metode Matematik

Metode ini sering disebut juga dengan metode tingkat pertumbuhan penduduk (Growth Rates). Metode ini menyediakan estimasi dan proyeksi dari total penduduk dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penduduk, atau untuk tingkat lanjutnya melalui fitting kurva yang menyajikan gambaran matematis dari perubahan jumlah penduduk, seperti kurva logistik. Proyeksi berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk mengasumsikan pertumbuhan yang konstan, baik untuk model aritmatika, geometrik, atau eksponensial untuk mengestimasi jumlah penduduk.

a. Metode Aritmatik
Proyeksi penduduk dengan metode aritmatik mengasumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Formula yang digunakan pada metode proyeksi aritmatik adalah:




b. Metode Geometrik
Proyeksi penduduk dengan metode geometrik menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan Samosir, 2010). Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Berikut formula yang digunakan pada metode geometrik:



c. Metode Eksponensial
Menurut Adioetomo dan Samosir (2010), metode eksponensial menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang mengasumsikan bahwa pertambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu. Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:



Dari ketiga metode penghitungan jumlah penduduk di atas juga dapat dihitung perkiraan waktu ketika jumlah penduduk mencapai dua kali lipat (doubling time). Formula penghitungan waktu penggandaan menggunakan laju pertumbuhan penduduk aritmatik, geometrik dan eksponensial adalah sebagai berikut:




 

Proyeksi Penduduk dengan Metode Indikator

Metode perumahan merupakan salah satu metode indikator dengan menggunakan perumahan sebagai indikator dari jumlah penduduk. Metode indikator lainnya menggunakan daftar nama pemilih, atau direktori lainnya dan daftar penduduk untuk mengestimasi jumlah penduduk. Berikut beberapa prosedur yang digunakan untuk melakukan estimasi jumlah penduduk dengan menggunakan metode indikator.

a. Apportionment
Estimasi dengan metode ini mengasumsikan bahwa share penduduk sub-area terhadap area sama dengan share dari indikator sub-area terhadap indikator area.





b. Ratio Change
Prosedur ini memperbarui populasi masa lalu dengan cara mengalikannya dengan rasio dari indikator sekarang dengan indikator masa lalu. Informasi yang dibutuhkan hanya untuk area tersebut.



c. Additive Change
Prosedur ketiga juga menggunakan informasi sub-area yang bersangkutan, dengan menambahkan perubahan variabel indikator pada jumlah penduduk sub-area. Metode ini menyerupai metode perumahan ketika variabel indikatornya adalah tempat tinggal.

Estimasi jumlah penduduk sub area = jumlah penduduk sub area pada tahun 0 + perubahan indikator di sub-area.


 

Proyeksi Penduduk dengan Metode Komponen

Metode komponen kohor atau sering disebut metode komponen lebih dipercaya untuk digunakan pada proyeksi penduduk jangka panjang, karena metode komponen memperhitungkan perubahan-perubahan dalam komponen utama pertumbuhan penduduk (kelahiran, kematian, dan perpindahan). Menurut Adioetomo dan Samosir (2010), proyeksi penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu yang relative pendek dapat menggunakan metode matematik maupun komponen, dan keduanya menghasilkan jumlah penduduk keseluruhan yang tidak berbeda jauh. Namun apabila proyeksi penduduk dilakukan untuk jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari lima tahun), maka perbedaan proyeksi penduduk total antara kedua metode tersebut akan semakin berarti.

Masih menurut Adioetomo dan Samosir (2010), proyeksi penduduk dengan metode komponen dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu demografi uniregional dan demografi multiregional. Metode demografi uniregional menggunakan angka migrasi bersih total tanpa memperhatikan kemana arus migrasi keluar dan darimana arus migrasi masuk di suatu daerah. Sementara itu, metode demografi multiregional memperlakukan migrasi masuk ke suatu daerah sebagai migrasi keluar dari daerah asal tertentu dan migrasi keluar dari suatu daerah sebagai migrasi masuk di daerah tertentu.

Metode komponen merupakan metode yang banyak digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk . Metode ini memungkinkan penggunaan informasi statistik dari komponen perubahan penduduk. Metode ini memungkinkan untuk melakukan proyeksi menurut umur dan jenis kelamin. Penghitungan metode komponen kohor memperhitungkan jumlah dari setiap kohor di masa depan dengan memperhitungkan efek dari tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi.

 

Proyeksi Penduduk dengan Metode Perumahan

Metode perumahan menggunakan tempat tinggal, dan jumlah jiwa per tempat tinggal sebagai indikator jumlah penduduk. Metode ini memiliki keuntungan hanya membutuhkan jumlah tempat tinggal (rumah di suatu daerah). Dengan mengkombinasi informasi jumlah tempat tinggal yang ada dan proyeksi tempat tinggal yang akan tersedia dan yang akan dimusnahkan, metode perumahan menghasilkan proyeksi jumlah penduduk. Jumlah tempat tinggal didapatkan dari pihak yang memberi izin bangunan dan catatan bangunan, sambungan listrik, penghitungan jumlah dan tipe tempat tinggal, atau dari foto udara atau satelit. Menurut Rowland (2003), jumlah penduduk di suatu area diestimasi dengan:

Jumlah penduduk = (jumlah tempat tinggal × proporsi tempat tinggal yang dihuni × rata-rata jumlah orang yang menempati tempat tinggal yang dihuni) + jumlah penduduk yang tinggal di hunian lain.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Just Share - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger